Games

Minggu, 28 April 2013



Gula | Bahan Pokok | Program Pemerintah | Daging Sapi | Pemberdayaan Masyarakat | Peternakan | Pertanian

Judul :
SINERGITAS PROGRAM SWASEMBADA GULA dan DAGING
(PEMBERDAYAAN LOKAL MASYARAKAT PETERNAK BERBASIS SAINS PAKAN TERNAK)

Pendahuluan
Ketergantungan Indonesia atas impor gula sekitar 54 % dan daging sebesar 30 % dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam fenomena ini sesungguhnya terjadi ancaman pada ketahanan pangan Negara Indonesia namun dibalik hal tersebut tersimpan sebuah peluang yang dapat dijadikan momentum bagi pabrik gula nasional milik PTPN X serta petani tebu ini dikarnakan gula yang merupakan salah satu bahan pangan pokok masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan permintaan setiap tahun namun kenyataanya adalah Indonesia masih belum mampu memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.
Penandatanganan yang diselenggarakan oleh badan penelitian MOU dan Rakor/evaluasi kegiatan penelitian kegiatan bersama Pengembangan Tebu Terpadu Ramah Lingkungan yang dilakukan oleh berbagai institusi pemerintahan di bidang pertanian Kabupaten Probolinggo yang dilatarbelakangi komitmen pemerintah pusat dalam mencanangkan program swasembada gula dan daging pada tahun 2014 adalah salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan dan semakin memantapkan peran pabrik gula tidak hanya dalam meningkatkan kuantitas gula nasional namun juga meningkatkan ekonomi kemasyarakatan berbasis ramah lingkungan di bidang peternakan.

CSR, Sinergitas Pabrik Gula - Masyarakat, dan Sains.
Pabrik gula menjadi peran sentral dan penting di dalam rantai produk gula. Pabrik gula mampu menjadi penopang ekonomi masyarakat petani tebu sekaligus menjadi pemasok gula nasional. Isu ketahanan pangan juga semakin meneguhkan posisi dan peran pabrik gula sebagai salah satu poin penting dalam mewujudkan program ketahanan pangan ditambah dengan perpaduan antara sinergitas tebu dan ternak seperti yang telah disebutkan di atas maka potensi potensi pabrik gula semakin kuat seiring dengan potensi peran pabrik gula pada ketahanan pangan nasional dan peningkatan peran ekonomi daerah.
Di sisi lain, peran ilmu pengetahuan juga telah memberikan sumbangsih yang cukup nyata di berbagai kehidupan manusia dari hal yang kecil hingga pada tingkat permasalahan yang membutuhkan pemecahan solusi yang kompleks. Kontribusinya juga terlihat di Indonesia khususnya dalam bidang pemanfaatan limbah-limbah industri utamanya pada limbah sisa pengolahan tebu pabrik seperti yang telah ditulis oleh lembaga penelitian dan pengembangan kabupaten Pati mengenai konsep zero waste yaitu konsep pendaurulangan seluruh limbah-limbah padat, cair dan gas tebu serta pemanfaatan limbah tebu padat menjadi bahan baku bernilai guna dan ekonomis. Limbah tebu padat yang berupa (1) blotong (tanah berpasir berwarna hitam) dapat dijadikan sebagai bahan baku bata beton, briket biomassa, bahan baku kompos, (2) ampas tebu dapat dijadikan sebagai penghasil listrik dan bahan baku pakan ternak berserat serta (3) abu ampas tebu dapat digunakan sebagai penguat produk keramik dan bata abu tebu. Informasi lain mengenai pengetahuan tentang tata cara pemanfaatan ampas tebu menjadi pakan ternak juga dapat diketahui melalui portal informasi sentra informasi iptek atau dengan cara mengakses www.iptek.net.   
Pabrik gula masih memiliki fungsi potensial lain sebagai pelaku pemberdayaan masyarakat disamping berperan utama sebagai tempat pengolahan tebu menjadi gula. PTPN X selaku BUMN yang bergerak di bidang agroindustri dan sekaligus pemilik pabrik-pabrik gula yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia perlu mengambil momentum tersebut dengan langkah-langkah ala perusahaan yang melakukan kontribusi sosial secara material maupun non material kepada masyarakat lokal sebagai target grup.
CSR adalah salah satu kontribusi perusahaan di bidang sosial dan lingkungan melalui metode sosialisasi, gerakan sosial atau lingkungan, dana pendidikan berupa beasiswa, bantuan bencana alam (jika area dekat pabrik mengalami bencana alam), dan pemberdayaan masyarakat utamanya dalam bidang ekonomi. CSR inilah yang dapat dijadikan jembatan antara perusahaan-perusahaan gula di bawah naungan PTPN X dan masyarakat lokal dalam memberikan sosialisasi dan edukasi dengan cara memberikan bantuan dan bimbingan berupa pelatihan aplikatif di bidang pengelolahan limbah tebu seperti yang dijelaskan di atas menjadi pakan ternak yang layak dan murah secara tidak langsung membawa pada sinergitas antara hasil-hasil penelitian ampas tebu beserta pengembanganya dengan aplikasi nyata langsung di lapangan yang nantinya dapat memberikan kontribusi signifikan bagi ternak-ternak di Indonesia dan berdampak pada berkurangnya jumlah impor daging disebabkan bertambahnya jumlah ternak yang layak utamanya pada daerah sasaran dari CSR tersebut. Dengan adanya sinergitas antara CSR perusahaan dengan sains aplikatif pendaurulangan limbah tebu menjadi bahan pakan ternak layak yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi alternatif yang dapat membantu menjawab krisis bahan pangan daging serta ikut membantu dalam mendukung program swasembada gula dan daging yang dicanangkan pemerintah pusat pada tahun 2014.
Ketahanan pangan adalah salah satu isu utama dalam mempertahankan kedaulatan ekonomi pangan nasional dari gempuran berbagai bahan pangan impor dan mengatasi krisis bahan baku pangan nasional. Peran PTPN X selaku pemilik pabrik gula dapat menjadi posisi sentral sekaligus menjadi garda depan dalam mempertahankan kedaulatan gula yang menjadi salah satu bahan pangan penting yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sekaligus menjadi sebuah “oase” yang berperan memberikan kontribusi nyata perpaduan antara sains berbasis ramah lingkungan dan kebutuhan masyarakat lokal yang diseleraskan dan dibentuk dalam sebuah kontribusi sosial atau biasa disebut Corporate Social Responsibility (CSR) yang bertujuan untuk mempertahankan dua bahan pangan pokok dan penting,   

Sumber Referensi