Gula | Bahan Pokok | Program Pemerintah | Daging Sapi | Pemberdayaan Masyarakat | Peternakan | Pertanian
Judul :
SINERGITAS PROGRAM SWASEMBADA GULA dan DAGING
(PEMBERDAYAAN LOKAL MASYARAKAT PETERNAK BERBASIS SAINS
PAKAN TERNAK)
Pendahuluan
Ketergantungan
Indonesia atas impor gula sekitar 54 % dan daging sebesar 30 % dalam rangka
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam fenomena ini sesungguhnya terjadi
ancaman pada ketahanan pangan Negara Indonesia namun dibalik hal tersebut
tersimpan sebuah peluang yang dapat dijadikan momentum bagi pabrik gula
nasional milik PTPN X serta petani tebu ini dikarnakan gula yang merupakan
salah satu bahan pangan pokok masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan
permintaan setiap tahun namun kenyataanya adalah Indonesia masih belum mampu
memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.
Penandatanganan
yang diselenggarakan oleh badan penelitian MOU dan Rakor/evaluasi kegiatan
penelitian kegiatan bersama Pengembangan Tebu Terpadu Ramah Lingkungan yang
dilakukan oleh berbagai institusi pemerintahan di bidang pertanian Kabupaten
Probolinggo yang dilatarbelakangi komitmen pemerintah pusat dalam mencanangkan
program swasembada gula dan daging pada tahun 2014 adalah salah satu peluang
yang dapat dimanfaatkan dan semakin memantapkan peran pabrik gula tidak hanya
dalam meningkatkan kuantitas gula nasional namun juga meningkatkan ekonomi
kemasyarakatan berbasis ramah lingkungan di bidang peternakan.
CSR, Sinergitas Pabrik Gula - Masyarakat, dan Sains.
Pabrik gula
menjadi peran sentral dan penting di dalam rantai produk gula. Pabrik gula
mampu menjadi penopang ekonomi masyarakat petani tebu sekaligus menjadi pemasok
gula nasional. Isu ketahanan pangan juga semakin meneguhkan posisi dan peran
pabrik gula sebagai salah satu poin penting dalam mewujudkan program ketahanan
pangan ditambah dengan perpaduan antara sinergitas tebu dan ternak seperti yang
telah disebutkan di atas maka potensi potensi pabrik gula semakin kuat seiring
dengan potensi peran pabrik gula pada ketahanan pangan nasional dan peningkatan
peran ekonomi daerah.
Di sisi lain,
peran ilmu pengetahuan juga telah memberikan sumbangsih yang cukup nyata di
berbagai kehidupan manusia dari hal yang kecil hingga pada tingkat permasalahan
yang membutuhkan pemecahan solusi yang kompleks. Kontribusinya juga terlihat di
Indonesia khususnya dalam bidang pemanfaatan limbah-limbah industri utamanya
pada limbah sisa pengolahan tebu pabrik seperti yang telah ditulis oleh lembaga
penelitian dan pengembangan kabupaten Pati mengenai konsep zero waste yaitu konsep pendaurulangan seluruh limbah-limbah padat,
cair dan gas tebu serta pemanfaatan limbah tebu padat menjadi bahan baku
bernilai guna dan ekonomis. Limbah tebu padat yang berupa (1) blotong (tanah
berpasir berwarna hitam) dapat dijadikan sebagai bahan baku bata beton, briket
biomassa, bahan baku kompos, (2) ampas tebu dapat dijadikan sebagai penghasil
listrik dan bahan baku pakan ternak berserat serta (3) abu ampas tebu dapat
digunakan sebagai penguat produk keramik dan bata abu tebu. Informasi lain mengenai
pengetahuan tentang tata cara pemanfaatan ampas tebu menjadi pakan ternak juga
dapat diketahui melalui portal informasi sentra informasi iptek atau dengan
cara mengakses www.iptek.net.
Pabrik gula
masih memiliki fungsi potensial lain sebagai pelaku pemberdayaan masyarakat disamping
berperan utama sebagai tempat pengolahan tebu menjadi gula. PTPN X selaku BUMN
yang bergerak di bidang agroindustri dan sekaligus pemilik pabrik-pabrik gula
yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia perlu mengambil momentum
tersebut dengan langkah-langkah ala perusahaan yang melakukan kontribusi sosial
secara material maupun non material kepada masyarakat lokal sebagai target
grup.
CSR adalah salah
satu kontribusi perusahaan di bidang sosial dan lingkungan melalui metode
sosialisasi, gerakan sosial atau lingkungan, dana pendidikan berupa beasiswa,
bantuan bencana alam (jika area dekat pabrik mengalami bencana alam), dan
pemberdayaan masyarakat utamanya dalam bidang ekonomi. CSR inilah yang dapat
dijadikan jembatan antara perusahaan-perusahaan gula di bawah naungan PTPN X
dan masyarakat lokal dalam memberikan sosialisasi dan edukasi dengan cara
memberikan bantuan dan bimbingan berupa pelatihan aplikatif di bidang
pengelolahan limbah tebu seperti yang dijelaskan di atas menjadi pakan ternak
yang layak dan murah secara tidak langsung membawa pada sinergitas antara
hasil-hasil penelitian ampas tebu beserta pengembanganya dengan aplikasi nyata
langsung di lapangan yang nantinya dapat memberikan kontribusi signifikan bagi
ternak-ternak di Indonesia dan berdampak pada berkurangnya jumlah impor daging disebabkan
bertambahnya jumlah ternak yang layak utamanya pada daerah sasaran dari CSR
tersebut. Dengan adanya sinergitas antara CSR perusahaan dengan sains aplikatif
pendaurulangan limbah tebu menjadi bahan pakan ternak layak yang diharapkan
dapat menjadi salah satu solusi alternatif yang dapat membantu menjawab krisis
bahan pangan daging serta ikut membantu dalam mendukung program swasembada gula
dan daging yang dicanangkan pemerintah pusat pada tahun 2014.
Ketahanan pangan
adalah salah satu isu utama dalam mempertahankan kedaulatan ekonomi pangan
nasional dari gempuran berbagai bahan pangan impor dan mengatasi krisis bahan
baku pangan nasional. Peran PTPN X selaku pemilik pabrik gula dapat menjadi
posisi sentral sekaligus menjadi garda depan dalam mempertahankan kedaulatan
gula yang menjadi salah satu bahan pangan penting yang terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun sekaligus menjadi sebuah “oase” yang berperan
memberikan kontribusi nyata perpaduan antara sains berbasis ramah lingkungan
dan kebutuhan masyarakat lokal yang diseleraskan dan dibentuk dalam sebuah
kontribusi sosial atau biasa disebut Corporate Social Responsibility (CSR) yang
bertujuan untuk mempertahankan dua bahan pangan pokok dan penting,
Sumber Referensi