Games

Minggu, 04 September 2016

IGCSE | Cambridge English Test for Second Language | Sekolah Bertaraf Internasional | Ujian Bahasa Inggris



IGCSE (Ujian Bahasa Inggris Cambridge)

Entri ini akan membahas pengalaman penulis saat mengikuti tes bahasa inggris sebagai bahasa asing kedua dari Cambridge University, Inggris. jika ada yang masih ingat sistem pendidikan Sekolah Bertaraf Internasional atau dikenal dengan nama SBI yang beberapa tahun yang lalu telah dihapuskan. konsep dasar SBI yang mengkombinasikan pengajaran bilingual yaitu indonesia dan inggris sebagai bahasa pengajaran untuk seluruh beberapa mata pelajaran inti seperti matematika, IPA (biologi, kimia, dan fisika), serta bahasa inggris itu sendiri.

kebetulan pada saat itu penulis bersekolah di sebuah pondok pesantren yang mengadopsi sistem sekolah bertaraf internasional dan juga berkesempatan mengikuti ujian IGCSE tersebut. ujian ini bagi penulis adalah satu hal baru karena berbeda dari kebanyakan tes bahasa inggris pada umumnya yang mengutamakan pada aspek grammar, listening, reading, dan structure. IGCSE ini adalah tes yang mengukur kemampuan bahasa inggris sebagai bahasa kedua setelah bahasa utama atau ibu. sedangkan di indonesia yang memiliki keanekaragaman bahasa lokal di setiap daerah maka bahasa inggris adalah bahasa yang ketiga setelah bahasa indonesia sebagai bahasa kedua dan pertama adalah bahasa lokal.

materi tes IGCSE sendiri adalah listening, speaking, dan writing. tes listening sendiri hampir mirip seperti tes di kebanyakan tes umum lainnya namun ada yang diwajibkan menyimpulkan atau mengisi jawaban secara tertulis. nah, di tes kedua dan ketiga inilah terdapat perbedaannya. pada sesi tes speaking anda akan diberi satu topik untuk difikirkan kira-kira satu menit kemudian diulas secara singkat namun berisi kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dari penguji sehingga disinalah kemampuan praktikal seorang siswa diuji dalam berbicara bahasa inggris serta melakukan tanya jawab perihal satu topik tanpa keluar dari topik tersebut karena bagaimanapun membincangkan satu topik harus benar-benar pada track yang dibahas dan seringkali pernyataan serta pendapat yang diberikan keluar dari jalur topik yang sedang dibahas. ketiga, tes writing disini menekankan pada sisi kreatif seorang siswa dalam mengolah kata untuk membuat sebuah cerita dan media baik media yang bersifat komersial, sosial, lingkungan dll. setiap soal tersebut diberi batasan jumlah perkata semisal soal tersebut mengerjakan sebuah pamflet atau iklan yang maksimal harus 1500 kata tidak boleh lebih. maka di sinilah kemampuan kreatifitas mengolah kata serta kekayaan kosakata dalam bahasa inggris amat diperlukan oleh siswa untuk menyelesaikan tepat waktu karena setiap soal juga memiliki waktu batasan.

yah, inilah yang dapat penulis simpulkan dari pengalaman penulis dalam mengikuti ujian bahasa inggris IGCSE semoga dapat menjadi referensi atau inspirasi bagi para pengajar atau mentor bahasa asing dalam mengembangkan metode-metode pengajaran baru bagi anak didiknya.